Sunday, January 3, 2016

MARI BICARA TSUNAMI PROJECT

IDE
Ide pembuatan rangkaian ajakan ini bermula dari diskusi ICAIOS tentang menjadikan Desember menjadi bulan PRB (Pengurangan Resiko Bencana) yang digagas oleh Bang Ibnu Mundzir. Sederhananya adalah untuk kembali saling mengingatkan apa saja yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko terhadap bencana (khususnya Tsunami). Saya suka idenya karena yang dibahas adalah hal-hal penting yang sebenarnya dapat dicapai dan sederhana, namun agaknya masih sering dilupakan, seperti halnya tentang kesepatan keluarga tentang rencana evakuasi dan kesepakatan sekolah dan orang tua apa yang harus dilakukan ketika terjadi sesuatu di jam sekolah. Skala juga menjadi menarik karena tidak bicara hal-hal yang mega, tapi dilingkungan keluarga, sekolah dan komunitas.

PROSES
Ide ‘Reclaiming Conversation’ karya Sherry Tuckle adalah hal lain yang ingin saya masukkan dalam project ini. Kesadaran atas pentingnya membangun kembali percakapan fisik ditengah derasnya arus interaksi virtual diterjemahkan menjadi scene-scene  sehari-hari dalam setiap poin yang ingin disampaikan. Dibantu oleh Priambudi Trie Putra, Ilustrator berbakat, kami meracik gambar-gambar sederhana tentang percakapan yang hangat dalam keluarga, sekolah, dan komunitas dengan memakai latar belakang situasi Aceh. Setting kedai kopi, wanita-wanita berkerudung, adalah elemen lokal yang kami konsepkan dalam cerita.

Pram sedang menggambar untuk ilustrasi project

Taman di Selatan Jakarta, tempat kami diskusi dan menggambar

Salah satu ilustrasi
HARAPAN

Ini adalah ikhtiar kecil untuk menyampaikan pesan yang menurut saya penting. Pada awalnya ada sedikit keraguan di hati tentang project ini. Sudah cukup ilmiahkan? Pentingkah? Benar atau tidak pesannya? Dimengertikah? atau kegalauan-kegalauan lainnya. Namun akhirnya saya memutuskan untuk menyelesaikannya dan membagikan ke publik. Paling tidak ini menjadi pencapaian bagi diri saya dan Priambudi yang baru pertama kali berkolaborasi. Syukur-syukur pesannya bermanfaat bagi orang lain.  












No comments:

Post a Comment