Friday, January 24, 2014

Fira & Raja Menari Tarian Aceh (Fira & Raja Perform Acehnese Dance)

Every saturday afternoon, Mom always takes Fira and Raja to Putroe Phang park. There's Acehnese cultural performance on those day. Dance, theatre, and music played alternately. Fira and Raja amuse the performance. Therefore after watching, they always try the dance at home. The funny things that they use anything they find at the house to imitate the the real dancer.



Di Banda Aceh, ada program budaya yang sangat baik yaitu Putroe Phang Art Performance and Weekend Show. Acara ini adalah pagelaran seni dan budaya setiap akhir pekan di sebuah taman kota (Taman Putroe Phang). Inspirasi buku ini adalah acara ini. Suatu kali saya datang ke acara ini, banyak sekali warga Banda Aceh yang menonton. Saya melihat fenomena ini sebagai suatu potensi yang luar biasa untuk melestarikan seni, Kita punya tempatnya, taman publik yang luas. Kita punya, para artis yang ingin mengekspresikan diri, dan kita juga punya banyak penonton yang sebenarnya bisa dibilang haus hiburan. Kegiatan ini adalah sebuah momen dan kesempatan semua potensi ini bertemu. Nilai bonusnya adalah seni budaya kita akan terus terjaga. Mudah-mudahan acara ini masih terus berjalan.

Seingat saya, sebelumnya jarang sekali ada acara seni yang diselenggarakan secara publik dan periodik seperti ini. Menonton pertunjukan seni hanya pada saat acara-acara penting saja, dan itu pun hanya sekali-sekali dan belum tentu bisa dinikmati secara umum. Oleh karenanya acara di putroe phang ini bisa dibilang suatu usaha untuk mendekatkan orang aceh pada seni budayanya sendiri.

Antusias masyarakat menonton acara seni
Di buku ini, Fira dan Raja digambarkan sebagai dua anak aceh yang setiap minggu dibawa ibu mereka menonton pertunjukan seni di Putroe Phang. Mereka sampai-sampai, ingin mencoba kembali tarian iru di rumah. Menariknya karena tidak bisa menemukan perlengkapan tari, Fira dan Raja menggunakan apapun peralatan yang ada di rumah untuk mendukung 'latihan tari mereka'.
Ranub Lampuan
Seudati
Guel
Saman di Acara Gayo and Art Festival (Saman telah dikukuhakan menjadi salah satu warisan budaya dunia)
Buku ini di sisi lain juga memperkenalkan berbagai tarian khas aceh dan gayo yang menurut saya luar biasa indah dan dinamis. Dengan bahasan dan bahasa yang sederhana anak-anak bisa mengetahui cerita di balik masing-masing tarian.

Berikut ini adalah ferdi, yang sedang membaca buku



ferdi dan buku

No comments:

Post a Comment